Daftar Blog Saya

Rabu, 03 Januari 2018

rosululloh dan khulafaurrasyidin

BELAJAR PERALIHAN ROSULULLOH KE KHULAFAURROSYIDIN

Oleh : Mardiyanto
Guru SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang

Saat perkembangan Islam dimasa Rasulullah dalam kondisi menguat , dimana dakwah Islam mulai diterima masyarakat dan pemeluk Islam bertambah secara kuantitas dan semangat para sahabat secara kualitas jangan ditanyakan lagi pada saat itulah Allah memanggil Rasulullah untuk mengahiri tugasnya sebagai utusan.

Meninggalnya rasulullah merupakan pukulan yang sangat hebat bagi umat Islam pada saat itu dan khususnya bagi para sahabat. Rasulullah sebagai tokoh sentral dalam perjuangan dakwah Islam merupakan tokoh yang tak tergantikan oleh siapapun. Para sahabat terhenyak dan larut dalam kesedihan dan kebingungan serta sedikit kekhawatiran apakah umat Islam akan tetap pada keislamanya setelah ditinggal rasulullah.

Munculah sahabat Abu Bakar as Sidiq angkat bicara “ Jika kalian beriman pada Muhammad lihatlah dia telah meninggal tapi jika kalian beriman pada Allah maka Dia adalah kekal selamanya “. Mendengar perkataan Abu Bakar as Sidiq  Umar naik pitam dan berkata ,” Siapa yang berani mengatakan rasulullah telah meninggal aku tebas batang lehernya,” Lalu dengan tenang Abu Bakar menjawab dengan membacakan Al Qur’an Surat Ali Imron ayat 144 “ Muhammad itu tidak lain adalah seorang utusan , sungguh telah ada sebelumnya utusan yang lain, maka apabila Dia wafat apakah kalian akan berpaling darinya ? “

Mendengar apa yang dikatakan sahabat Abu Bakar as Sidiq para sahabat yang lain barulah tersadar dari kesedihan yang berlarut-larut kemudian bangkit kembali semangat mereka. Sehingga masa rosulullah kemudian dilanjutkan oleh para sahabat yang kita kenal dengan masa Khulafaurrasyidin sehinggga Islam berkembang sampai sekarang ini.

Jika grup Baturaden Decicamp kita analogikan sebagai komunitas baru yang sedang bersemangat dengan karya dan kreatifitasnya kemudian  ditinggal sang penuntunya, maka mari kita ambil hikmah/ ibrah  dari  kisah rasulullahtersebut.  Kita bangkit dengan segala kemampuan yang ada. Bukankah dengan wafatnya rasulullah muncul para sahabat-sahabat yang menggantikan dan meneruskan perjuangan beliau.  Pamitnya Prof IRO dari Decicamp muncul pula penerus perjuangan beliau. Ada Kyai Busiri, Ustadz Daryono, Ustadzah Welas dan masih banyak lagi murid-murid Prof IRO yang akan membimbing anggota Baturaden Deci camp yang masih butuh bimbingan seperti saya ini. Dan saya yakin langkah Prof IRO akan mendewasakan grup ini. Mari bersemangat.

Ajibarang, 12 Robi’ul Akhir 1439 H / 4 Januari 2017