Daftar Blog Saya

Jumat, 29 Desember 2017

Menyambut Pagi

MENYAMBUT PAGI

Oleh  : Mardiyanto
Guru SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang

Pagi itu aku bersemangat dengan menyiapkan hati karena hari ini jadwalku piket pagi menyambut para siswa di depan pintu gerbang sekolah. Seperti biasa ritual mandi aku akhiri dengan berwudlu. Setelah berdandan rapi aku menghadapkan wajahku pada Zat yang senantiasa memberi inspirasi dan motifasi .
Setelah sarapan pagi maka dengan motor Honda Blade Repsol warna orange tahun 2013 itu seperti biasa aku meluncur ke sekolahku yang hanya berjarak 5 menit berjalan kaki. Sebenarnya aku bisa berjalan kaki ke sekolah yang jaraknya sangat dekat itu . Selain sambil berolah raga juga hemat energy, akan tetapi aku lebih memilih menggunakan motorku karena aku enggan jika berjalan kaki menyelusuri gang dan perkampungan terkadang aku harus menjumpai anak didiku sedang merokok. Akan terjadi rasa serba salah , jika menegur dan melarang toh dirumahnya sudah terbiasa merokok dan orang tua tidak melarang toh itu terjadi diluar sekolah , sebaliknya jika mendiamkan seolah aku merestui perbuatanya bahwa merokok itu hal yang lumrah.
Seperti biasa sampai di sekolah aku masuk ruang guru pukul 06.20 menit , setelah mengucap salam aku menjabat tangan orang yang datang lebih awal dariku. Seperti biasa orang sudah ada di ruang guru baru 2 orang yaitu karyawan yang bertugas menyiapkan air minum untuk guru dan mantan kepala sekolah yang rumahnya persis didepan sekolah.
Aku meletakan tas di meja kerjaku dan bersiap keluar menuju pintu gerbang sekolah untuk menyapa dan menjabat tangan siswa yang berjalan kaki dan membalas senyum dan salam siswa yang menggunakan sepeda motor. Satu persatu mulai berdatangan anak didiku , aku tersenyum dan mengangguk pada siswa yang siswa yang membuka kaca helm, membunyikan klakson, mengangguk dan tersenyum. Tidak lupa menjabat tangan siswaku dan kubiarkan dia mencium tanganku sambil aku berikan doa dan motifasi “ semoga sukses “. Kepada yang bajunya belum rapi aku tetap tesenyum dan memintanya merapikan bajunya terlebih dulu.
Kegiatan ini rutin setiap pagi dan seminggu sekali aku terjadwal tugas piket. Aku tidak perduli dengan jadwal piket yang berisi daftar guru piket sebanyak 9 orang namun tidak semua melaksanakanya hanya beberapa yang mengikuti jejaku. Bagiku itu bukan sebuah masalah , bahkan aku sangat menikmatinya sebagai salah satu kenikmatan menjadi guru menyapa dan membalas salam serta menjabat tangan anak-anaku, yang mungkin tidak dilakukan pada orang tuanya sendiri.
Lima menit sebelum bel sekolah berbunyi aku masuk ke ruang kantor menyiapkan perlengkapan mengajar yang akan dibawa keruang kelas . Tepat bel berbunyi aku bangkit dari meja kerjaku langsung menuju ruang tempat mengajarku. Aku tidak membiarkan diriku korupsi waktu agar rizqi yang aku dapatkan dari tugasku mengajar menjadi sesuatu yang memberikan kebaikan bagiku berapapun besar yang aku terima. 
Aku memasuki ruang kelas yang menjadi tugasku, seperti biasa berapapun jumlah siswa yang sudah hadir disitu aku tetap memulainya dengan meminta salah satu memimpin doa kemudian bertadarus bersama sebagai kebiasaan di sekolah Muhammadiyah memulai kegiatan dengan tadarus., Sudah menjadi peraturanku ketika tadarus sedang berlangsung tidak boleh ada anak masuk melainkan harus menunggu sampai tadarus selesai dan masuknyapun harus dengan membawa surat ijin masuk dari petugas BP. Kelihatanya aturan ini terlalu kaku, mengapa harus minta ijin dulu sementara banyak kelas lain yang belum mulai karena gurunya belum ada disitu.
Seiring dengan berjalanya waktu anak-anak didiku menyesuaikan diri dengan aturanku, bahkan menjadi sesuatu yang baku pada mata pelajaranku. Aku tidak perduli bagaimana penilain anak-anak didiku yang sebagian mendukungku dan mungkin sebagian kurang suka pada aturanku tapi yang jelas mereka mengakui yang aku terapkan memang aturan yang seharusnya.

Aku berprinsip jika pagi hari sudah diawali dengan disiplin waktu dan dibiasakan akan menjadi sesuatu yang menentukan kegiatan berikutnya. Salah satu karakter yang harus ditanamkan pada anak didik kita adalah disiplin. Maka kelonggaran dalam penegakan disiplin adalah penyakit yang pertama kali merusak karakter baik yang kita tanamkan pada anak didik kita.