MENYAMBUT PAGI
Oleh : Mardiyanto
Guru SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang
Pagi itu aku bersemangat dengan menyiapkan hati karena hari
ini jadwalku piket pagi menyambut para siswa di depan pintu gerbang sekolah.
Seperti biasa ritual mandi aku akhiri dengan berwudlu. Setelah berdandan rapi
aku menghadapkan wajahku pada Zat yang senantiasa memberi inspirasi dan motifasi
.
Setelah sarapan pagi maka dengan motor Honda Blade Repsol
warna orange tahun 2013 itu seperti biasa aku meluncur ke sekolahku yang hanya
berjarak 5 menit berjalan kaki. Sebenarnya aku bisa berjalan kaki ke sekolah
yang jaraknya sangat dekat itu . Selain sambil berolah raga juga hemat energy,
akan tetapi aku lebih memilih menggunakan motorku karena aku enggan jika
berjalan kaki menyelusuri gang dan perkampungan terkadang aku harus menjumpai
anak didiku sedang merokok. Akan terjadi rasa serba salah , jika menegur dan
melarang toh dirumahnya sudah terbiasa merokok dan orang tua tidak melarang toh
itu terjadi diluar sekolah , sebaliknya jika mendiamkan seolah aku merestui
perbuatanya bahwa merokok itu hal yang lumrah.
Seperti biasa sampai di sekolah aku masuk ruang guru pukul
06.20 menit , setelah mengucap salam aku menjabat tangan orang yang datang
lebih awal dariku. Seperti biasa orang sudah ada di ruang guru baru 2 orang
yaitu karyawan yang bertugas menyiapkan air minum untuk guru dan mantan kepala
sekolah yang rumahnya persis didepan sekolah.
Aku meletakan tas di meja kerjaku dan bersiap keluar menuju
pintu gerbang sekolah untuk menyapa dan menjabat tangan siswa yang berjalan
kaki dan membalas senyum dan salam siswa yang menggunakan sepeda motor. Satu
persatu mulai berdatangan anak didiku , aku tersenyum dan mengangguk pada siswa
yang siswa yang membuka kaca helm, membunyikan klakson, mengangguk dan
tersenyum. Tidak lupa menjabat tangan siswaku dan kubiarkan dia mencium
tanganku sambil aku berikan doa dan motifasi “ semoga sukses “. Kepada yang
bajunya belum rapi aku tetap tesenyum dan memintanya merapikan bajunya terlebih
dulu.
Kegiatan ini rutin setiap pagi dan seminggu sekali aku
terjadwal tugas piket. Aku tidak perduli dengan jadwal piket yang berisi daftar
guru piket sebanyak 9 orang namun tidak semua melaksanakanya hanya beberapa
yang mengikuti jejaku. Bagiku itu bukan sebuah masalah , bahkan aku sangat
menikmatinya sebagai salah satu kenikmatan menjadi guru menyapa dan membalas
salam serta menjabat tangan anak-anaku, yang mungkin tidak dilakukan pada orang
tuanya sendiri.
Lima menit sebelum bel sekolah berbunyi aku masuk ke ruang
kantor menyiapkan perlengkapan mengajar yang akan dibawa keruang kelas . Tepat
bel berbunyi aku bangkit dari meja kerjaku langsung menuju ruang tempat
mengajarku. Aku tidak membiarkan diriku korupsi waktu agar rizqi yang aku
dapatkan dari tugasku mengajar menjadi sesuatu yang memberikan kebaikan bagiku
berapapun besar yang aku terima.
Aku memasuki ruang kelas yang menjadi tugasku, seperti biasa
berapapun jumlah siswa yang sudah hadir disitu aku tetap memulainya dengan meminta
salah satu memimpin doa kemudian bertadarus bersama sebagai kebiasaan di
sekolah Muhammadiyah memulai kegiatan dengan tadarus., Sudah menjadi
peraturanku ketika tadarus sedang berlangsung tidak boleh ada anak masuk
melainkan harus menunggu sampai tadarus selesai dan masuknyapun harus dengan
membawa surat ijin masuk dari petugas BP. Kelihatanya aturan ini terlalu kaku,
mengapa harus minta ijin dulu sementara banyak kelas lain yang belum mulai
karena gurunya belum ada disitu.
Seiring dengan berjalanya waktu anak-anak didiku
menyesuaikan diri dengan aturanku, bahkan menjadi sesuatu yang baku pada mata
pelajaranku. Aku tidak perduli bagaimana penilain anak-anak didiku yang
sebagian mendukungku dan mungkin sebagian kurang suka pada aturanku tapi yang
jelas mereka mengakui yang aku terapkan memang aturan yang seharusnya.
Aku berprinsip jika pagi hari sudah diawali dengan disiplin
waktu dan dibiasakan akan menjadi sesuatu yang menentukan kegiatan berikutnya. Salah
satu karakter yang harus ditanamkan pada anak didik kita adalah disiplin. Maka kelonggaran dalam
penegakan disiplin adalah penyakit yang pertama kali merusak karakter baik yang
kita tanamkan pada anak didik kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar