BELAJAR PERALIHAN ROSULULLOH KE
KHULAFAURROSYIDIN
Oleh : Mardiyanto
Guru SMK Muhammadiyah
2 Ajibarang
Saat
perkembangan Islam dimasa Rasulullah dalam kondisi menguat , dimana dakwah
Islam mulai diterima masyarakat dan pemeluk Islam bertambah secara kuantitas
dan semangat para sahabat secara kualitas jangan ditanyakan lagi pada saat
itulah Allah memanggil Rasulullah untuk mengahiri tugasnya sebagai utusan.
Meninggalnya
rasulullah merupakan pukulan yang sangat hebat bagi umat Islam pada saat itu
dan khususnya bagi para sahabat. Rasulullah sebagai tokoh sentral dalam
perjuangan dakwah Islam merupakan tokoh yang tak tergantikan oleh siapapun.
Para sahabat terhenyak dan larut dalam kesedihan dan kebingungan serta sedikit
kekhawatiran apakah umat Islam akan tetap pada keislamanya setelah ditinggal
rasulullah.
Munculah
sahabat Abu Bakar as Sidiq angkat bicara “ Jika kalian beriman pada Muhammad
lihatlah dia telah meninggal tapi jika kalian beriman pada Allah maka Dia
adalah kekal selamanya “. Mendengar perkataan Abu Bakar as Sidiq Umar naik pitam dan berkata ,” Siapa yang
berani mengatakan rasulullah telah meninggal aku tebas batang lehernya,” Lalu
dengan tenang Abu Bakar menjawab dengan membacakan Al Qur’an Surat Ali Imron
ayat 144 “ Muhammad itu tidak lain adalah seorang utusan , sungguh telah ada
sebelumnya utusan yang lain, maka apabila Dia wafat apakah kalian akan
berpaling darinya ? “
Mendengar
apa yang dikatakan sahabat Abu Bakar as Sidiq para sahabat yang lain barulah
tersadar dari kesedihan yang berlarut-larut kemudian bangkit kembali semangat
mereka. Sehingga masa rosulullah kemudian dilanjutkan oleh para sahabat yang
kita kenal dengan masa Khulafaurrasyidin sehinggga Islam berkembang sampai
sekarang ini.
Jika grup
Baturaden Decicamp kita analogikan sebagai komunitas baru yang sedang
bersemangat dengan karya dan kreatifitasnya kemudian ditinggal sang penuntunya, maka mari kita
ambil hikmah/ ibrah dari kisah rasulullahtersebut. Kita bangkit dengan segala kemampuan yang ada.
Bukankah dengan wafatnya rasulullah muncul para sahabat-sahabat yang
menggantikan dan meneruskan perjuangan beliau.
Pamitnya Prof IRO dari Decicamp muncul pula penerus perjuangan beliau.
Ada Kyai Busiri, Ustadz Daryono, Ustadzah Welas dan masih banyak lagi
murid-murid Prof IRO yang akan membimbing anggota Baturaden Deci camp yang
masih butuh bimbingan seperti saya ini. Dan saya yakin langkah Prof IRO akan
mendewasakan grup ini. Mari bersemangat.
Ajibarang,
12 Robi’ul Akhir 1439 H / 4 Januari 2017