Daftar Blog Saya

Minggu, 11 Februari 2018

Pendidikan Karakter di Timur Tengah dan Indonesia

Pendidikan karakter di Tmur Tengah dan di Indonesia
Oleh : Mardiyanto
Guru SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang

Dua orang pakar pendidikan karakter berbicara bersama dalam satu forum di Masjid 17 pada  Jum’at siang 9 Februari 2018 yaitu Prof .Dr. Atef Abu El Nur dai Suez Canal University dan Prof.Dr. Sangidu,M.Hum. dari UGM dengan mengangkat tema “Pendidikan karakter di Tmur Tengah dan di Indonesia.”

Diawali oleh Prof.Dr. Sangidu,M.Hum. yang mengatakan bahwa pendidikan karakter di Indonesia sudah ada sejak dulu dengan nama pendidikan budi pekerti.Kemudian pada tahun 1980 pada saat Mentri Pendidikan dan kebudayaan dijabat oleh Daud Yusuf pendidikan budi pekerti dihapus. Dan ketika sudah melihat kemerosotan moral dan rusaknya budi pekerti dikalangan pelajar kita maka mulai kembali digembo-gemborkan pendidikan karakter. Pada masa Mentri Pendidikan Muh Nuh dibentuk Dirjend baru yaitu Dirjend PAUDNI.
Permasalahanya adalah :
Usia berapakah usia yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anak ?
Menurut Psikolog usia yang tepat adalah 0 – 12 tahun untuk mengajarkan nilai moral.
Pembicara kedua Prof.Dr. Atef Abu El Nur dengan penterjemah ustadz Mintaraga Eman Surya,Lc.
Beliau menyampaikan bahwa pendidikan dibagi menjadi :
1.       Masa anak-anak
2.       Masa Usia Sekolah
3.       Masa Pendidikan Tinggi

Masa anak-anak.
Pada masa anak-anak pendidikan yang utama dipegang oleh ibu sehingga kita mengenal istilah “ Al Umy madrasatul fi Aulia “ ( ibu adalah sekolah yang pertama ) ibulah yang menanamkan pendidikan karakter pertamakali pada anak. Sehingga jika menginginkan anak yang baik maka harus mempersiapkan ibu yang baik termasuk ketika memilih jodoh sebagai pasangan hidup kita menggunakan kriteria agamanya sebagai syarat  utama sebelum yang lain. Tahap ini disebut sebagai  kritis karena “ Belajar diwaktu kecil bagai menukir diatas batu .” akan merekat dan berkesan seumur hidupnya.

Masa Sekolah ( SD, SMP, SMA )
Pada masa ini peran keluarga sangatlah penting, keluarga harus mendampingi pada saat pendidikan dan juga memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada anak dimasa pendidikan.

Masa Pendidikan Tinggi
Masa Pendidikan Tinggi hanya merupakan penyempurnaan dari apa yang diperoleh pada masa SMA dan hanya untuk memupuk minat serta  mempersiapkan dengan dunia kerja.

Dalam kesempatan dialog ada 3 penanya yaitu Imron Witikno dari SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang, ustadz Mubaroq dan ustadzah Umi Latifah dari SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto.
Ringkasan jawaban dari 3 penanya tersebut adalah :
Remaja/ pemuda dimana-mana sama adalah masa yang cukup bergejolak akan tetapi dalam menanamkan pendidikan moral pasti ada celahnya.
Remaja dijaman now disibukan dengan kegiatan , teknologi informasi, medsos akan tetapi pada saatnya mereka akan berubah seiring dengan perkembangan usia dan pola pikir mereka.
Pengarahan pada masa muda adalah dengan diskusi tentang permasalahan yang bisa membahayakan dirinya. Yang terpenting kepada para remaja jangan hanya ditekan harus begini dan begitu akan tetapi  berilah pengarahan,  motivasi dan kasih sayang pada mereka.
Mengajarkan karakter / ahlak itu cukuplah dengan Al Qur’an dan semua yang ada di dalamnya.

Ajibarang, 26 Jumadil Ula 1439 H / 11 Februari 2018 M



Tidak ada komentar: