PELAJARAN HIDUP
Mardiyanto,wong Banyumas
Ketika almarhum bapak saya buka warung dirumah, ada seorang
penjual kerupuk yang selalu rutin memasok kerupuknya. Dilihat bahasa sunda yang
digunakan tampak sekali dia adalah orang
jawa Barat. Setiap satu minggu sekali mengirim dagangan krupuknya diwarung
bapak saya. Pernah beberapa minggu dia tidak datang sehingga stok kerupuk
diwarung bapak lama tidak tersedia. Ketika dia datang lagi menjual kerupuknya
bapak bertanya,” Lama ngga jualan kenapa pak ?.”
“ Aduh maaf pak habis panen di kampung, sekalian jemur padi
sampai kering,” jawab pedagang krupuk.
“ Ooh jadi selain berdagang bapak bertani juga ? “ tanya
bapak lagi.
“ Betul pak, saya bertani. Ketika tiba musim tanam kami
bekerja disawah setiap hari, sambil menunggu waktu panen saya berdagang
krupuk.” Lanjutnya.
“ Lalu siapa yang merawat tanaman padi selama bapak jualan
krupuk ?”
“ Ada istri saya sama anak-anak sepulang sekolah mereka
membantu di sawah. Sebulan sekali saya pulang memberi uang belanja untuk istri
dan keluarga sekaligus menengok sawah.” Tandasnya.
“ Untuk kebutuhan rutin harian kami ambil dari hasil
berdagang krupuk, untuk keperluan jangka panjang yang besar kami menggunakan
hasil panen.” Jelasnya.
Mendengar dialog bapak saya dengan pedagang kerupuk tadi
saya mendapat pelajaran luar biasa tentang hidup. Seorang petani dan pedagang
krupuk dengan pola pikir sederhana memiliki management keuangan yang luar
biasa. Dengan kesabaran dan keuletan serta
kerja cerdas dia mengatasi problematika ekonominya.
Al Qur’an menunjukan dalam surat Al Insyirah ayat 7 – 8 :
“ Jika telah selesai satu pekerjaan, lakukanlah pekerjaan
yang lain. Dan hanya pada Tuhanmulah engkau berharap.”
Banyak petani kurang
sabar menjalani profesi dan roda
kehidupan. Orang menjual sawahnya untuk membeli motor dan menjadi tukang Ojek.
Mereka menganggap bertani terlalu lama menunggu panen itupun kalau panenya
berhasil. Banyak orang memilih alih
profesi sebagai tukang ojek yang hasilnya langsung tampak dan rutin.
Menanam jangan buru-buru ingin melihat hasil panennya.
Menanam adalah sebuah proses dan panen adalah hasil akhir. Sambil menunggu
hasil akhir dari sebuah proses maka lakukanlah aktifitas produktif lainya.
Pedagang krupuk telah menunjukan salah satu caranya.
Tingkat kemungkinan keberhasilan usaha yang kita lakukan adalah
fifty-fifty, yaitu mungkin gagal dan mungkin berhasil. Akan tetapi keduanya
sama-sama mempunyai nilai pelajaran yang tinggi. Dalam sebuah kegagalan
terkandung nilai dan pelajaran yang sangat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Sebab kegagalan hanya diperuntukan bagi orang yang telah mencoba untuk
berhasil.
Lebih baik gagal karena telah berani mencoba daripada tidak
pernah gagal karena tidak mau mencoba.
Mengawali tahun 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar