Daftar Blog Saya

Senin, 21 Mei 2018


MENDIDIK DENGAN PENDEKATAN REFLEKSI
Oleh : Mardiyanto
Guru SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang

Dalam proses pendiidikan masa lalu bahkan mungkin masih berlaku sampai sekarang yang menjadi obyek pendidikan adalah siswa. Yang lebih ekstrim lagi siswa menjadi kambing hitam atas hasil yang bersifat negative tanpa kita pernah merefleksi pada si pendidik. Hampir semua kesalahan ada pada siswa. Sehingga munculah banyak istilah pendidikan seperti pendidikan karakter, kurikulum berbasis kompetensi, metode pembelajaran , model pembelajaran dan segudang istilah pendidikan yang lain yang semuanya bermuara pada bagaimana siswa bla…bla…bla.

Adakah kita pernah merefleksi terhadap para pendidik itu sendiri ? Apa yang dilakukan siswa adalah sebagian besar meniru pendahulunya termasuk gurunya. Siswa adalah kaca benggala dagi guru sehingga tidak salah kalau orang jawa mengidiomkan bahwa guru itu digugu dan  ditiru. Lebih keras lagi “ guru kencing berdiri murid kencing berlari “. Kejelekan sekecil apapun seorang guru akan berimbas pada karakter siswanya dengan porsi yang lebih besar.

Jika dalam sekolah kita banyak sekali siswa terlambat , paling  kita hanya  menyelusuri mengapa siswa kita banyak yang terlambat ? Pernahkah kita berfikir bahwa banyaknya  siswa kita terlambat apakah karena guru kita juga sering datang terlambat ?
Ketika tiba musim ujian semester atau ulangan tengah semester kita heboh dengan hasil yang jelek , siswa kita malas belajar, malas membaca, malas mengerjakan tugas , suka nyontek, dan ngepek , dan sebagainya. Kita bahkan lupa bahwa pada saat yang sama ketika ada Ujian Kompetensi Guru ( UKG ) hasilnya diluar dugaan hanya lulus dengan prosentase yang sangat kecil alias hasilnya jelek. Banyak guru kita yang tidak suka membaca dan enggan belajar lagi untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi dirinya. Ilmu  yang diajarkan dari tahun ke tahun ya hanya itu-itu saja, dan bukunya masih tetap pakai yang lama tanpa up grade maupun up  date .  

Apakah guru mengajar menggunakan persiapan administrasi pembelajaran yang dibuat sendiri atau minimal memodifikasi dari yang sudah ada atau tinggal copy paste dan ganti nama ? apa bedanya dengan siswa kita , barangkali  siswa kita yang nyontek  mungkin karena dilahirkan dari kita sebagai pendidik yang juga suka menyontek alias copy paste.

Jadi pendekatan Refleksi yang saya maksud dalam tulisan saya adalah jika kita akan menciptakan sesuatu yang baik maka kita harus menciptakan diri kita sebagai pribadi yang berkarakter baik terlebih dahulu . Jika kita akan menanamkan sikap disiplin maka kita harus disiplin terlebih dahulu. Sehingga kegiatan Belajar Mengajar itu dalam makna yang lebih luas bukan hanya siswa yang belajar dan guru yang mengajar saja akan tetapi  guru belajar bagaimana mengajar dan siswa belajar menerima pelajaran dan mengaplikasikanya dalam kegiatan.

Barangkali kita juga terlahir dari generasi yang bermodel seperti itu dari orang tua kita. Banyak jargon yang dari dulu kita kenal : “ Sekolah sing pinter aja kaya Bapakmu . “  Kita terdidik jangan sama dengan senior kita . Mungkin kita tidak akan  atau tidak berani berkata pada siswa kita “ Belajar yang rajin biar pandai tidak seperti pak Guru .”

Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi bahan refleksi bagi saya pribadi sebagai seorang pendidik dan bermanfaat bagi para pendidik pada umumnya.
Persembahan akhir tahun 2017 , semoga tahun yang akan datang lebih berkesan.

Tidak ada komentar: