MENDIDIK DENGAN PENDEKATAN REFLEKSI
Oleh : Mardiyanto
Guru SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang
Dalam proses pendiidikan masa lalu bahkan mungkin masih
berlaku sampai sekarang yang menjadi obyek pendidikan adalah siswa. Yang lebih
ekstrim lagi siswa menjadi kambing hitam atas hasil yang bersifat negative
tanpa kita pernah merefleksi pada si pendidik. Hampir semua kesalahan ada pada
siswa. Sehingga munculah banyak istilah pendidikan seperti pendidikan karakter,
kurikulum berbasis kompetensi, metode pembelajaran , model pembelajaran dan
segudang istilah pendidikan yang lain yang semuanya bermuara pada bagaimana
siswa bla…bla…bla.
Adakah kita pernah merefleksi terhadap para pendidik itu
sendiri ? Apa yang dilakukan siswa adalah sebagian besar meniru pendahulunya termasuk
gurunya. Siswa adalah kaca benggala dagi guru sehingga tidak salah kalau orang
jawa mengidiomkan bahwa guru itu digugu dan ditiru. Lebih keras lagi “ guru kencing
berdiri murid kencing berlari “. Kejelekan sekecil apapun seorang guru akan
berimbas pada karakter siswanya dengan porsi yang lebih besar.
Jika dalam sekolah kita banyak sekali siswa terlambat ,
paling kita hanya menyelusuri mengapa siswa kita banyak yang
terlambat ? Pernahkah kita berfikir bahwa banyaknya siswa kita terlambat apakah karena guru kita
juga sering datang terlambat ?
Ketika tiba musim ujian semester atau ulangan tengah
semester kita heboh dengan hasil yang jelek , siswa kita malas belajar, malas
membaca, malas mengerjakan tugas , suka nyontek, dan ngepek , dan sebagainya.
Kita bahkan lupa bahwa pada saat yang sama ketika ada Ujian Kompetensi Guru (
UKG ) hasilnya diluar dugaan hanya lulus dengan prosentase yang sangat kecil
alias hasilnya jelek. Banyak guru kita yang tidak suka membaca dan enggan
belajar lagi untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi dirinya. Ilmu yang diajarkan dari tahun ke tahun ya hanya
itu-itu saja, dan bukunya masih tetap pakai yang lama tanpa up grade maupun
up date .
Apakah guru mengajar menggunakan persiapan administrasi
pembelajaran yang dibuat sendiri atau minimal memodifikasi dari yang sudah ada
atau tinggal copy paste dan ganti nama ? apa bedanya dengan siswa kita ,
barangkali siswa kita yang nyontek mungkin karena dilahirkan dari kita sebagai
pendidik yang juga suka menyontek alias copy paste.
Jadi pendekatan Refleksi yang saya maksud dalam tulisan saya
adalah jika kita akan menciptakan sesuatu yang baik maka kita harus menciptakan
diri kita sebagai pribadi yang berkarakter baik terlebih dahulu . Jika kita
akan menanamkan sikap disiplin maka kita harus disiplin terlebih dahulu.
Sehingga kegiatan Belajar Mengajar itu dalam makna yang lebih luas bukan hanya
siswa yang belajar dan guru yang mengajar saja akan tetapi guru belajar bagaimana mengajar dan siswa
belajar menerima pelajaran dan mengaplikasikanya dalam kegiatan.
Barangkali kita juga terlahir dari generasi yang bermodel
seperti itu dari orang tua kita. Banyak jargon yang dari dulu kita kenal : “
Sekolah sing pinter aja kaya Bapakmu . “
Kita terdidik jangan sama dengan senior kita . Mungkin kita tidak
akan atau tidak berani berkata pada
siswa kita “ Belajar yang rajin biar pandai tidak seperti pak Guru .”
Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi bahan refleksi bagi
saya pribadi sebagai seorang pendidik dan bermanfaat bagi para pendidik pada
umumnya.
Persembahan akhir tahun 2017 , semoga tahun yang akan datang
lebih berkesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar