Daftar Blog Saya

Senin, 11 Juni 2018


“ BODYGUARD FROM BEIJING “

Oleh    : Mardiyanto,S.H.

Bodyguard from Beijing adalah sebuah judul film laga yang dibintangi oleh Actor Jet Lee. Dalam film itu dikisahkan seorang wanita cantik tunangan pengusaha kaya raya menjadi saksi kunci sebuah kasus criminal. Statusnya sebagai saksi kunci ini mengancam keselamatan dan nyawa si Wanita cantik sehingga untuk menjamin keamanannya si pengusaha kaya menyewa seorang bodyguard professional dari Beijing.
Profesionalisme kerja si bodyguard membuat si wanita cantik tidak nyaman karena banyak aturan dan larangan bahkan banyak privacy serta hoby yang tidak bebas dilakukan serta selalu diawasi . Si wanita cantik merasa tertekan dan  kebebasanya terampas  sehingga berusaha keluar dan melarikan diri dari pengawasan sang bodyguard. Begitu keluar dari pengawalan dan pengawasan bodyguard ternyata diluar sana bahaya sudah menghadang sehingga hampir saja dia terbunuh oleh pembunuh bayaran jika si bodyguard tidak datang menolongnya. Sejak saat itulah dia sadar posisi dirinya dan apa fungsi bodyguard untuknya.
Dari film itu jika kita analogikan si wanita cantik itu adalah siswa/siswi kita dan Sekolah/kita adalah bodyguardnya dan si pengusaha kaya adalah orang tua siswa. Orang tua siswa mempercayakan anaknya kepada kita untuk dididik dan diajarkan ilmu untuk bekal hidupnya kelak. Sebagai lembaga pendidikan yang professional yang sudah dipercaya oleh masyarakat , Sekolahpun membuat aturan, strategi dan kebijakan pengelolaan pendidikan serta aturan dan tata tertib yang semuanya agar siswa nyaman dalam menuntut ilmu meningkatkan kompetensi, dan mengembangkan minat / bakat serta menanamkan karakter yang positif yang sebaik mungkin . Sebagai pendidik professional maka kita membuat strategi pembelajaran, model pembelajaran , membimbing praktek, memberikan penugasan kepada siswa agar siswa dapat meningkatkan kompetensinya.
Apa yang telah diterapkan sekolah dan guru dalam upaya mencetak siswa/siswi menjadi sosok manusia yang berkualitas ini diterima sebagai sesuatu yang  menghambat kebebasan,kesenangan mereka. Semua anak adalah menyukai jiwa bebas dengan kebebasan sebebas-bebasnya sekehendak hatinya. Aturan yang dibuat sekolah, pembelajaran yang dilaksanakan guru, penugasan, praktek semua dianggap kegiatan yang membatasi nafsu untuk bersenang-senang mengikuti kemauanya. Sehingga banyak siswa berusaha keluar dari lingkaran system yang telah dibuat oleh sekolah dan guru, maka munculah kenakalan-kenakalan yang sebenarnya merupakan protes mereka terhadap kebebasannya yang terampas.
Kita tidak bisa menyalahkan mereka 100 % tapi kita juga tidak boleh membenarkan apa yang mereka lakukan. Strategi dan pendekatan  harus dilakukan untuk mencari solusi terbaik menyadarkan juga  memotivasi anak serta memunculkan kesadaran pada siswa sehingga mereka yakin semua yang kita lakukan adalah untuk mereka. Kita jangan kecewa kesadaran mereka akan muncul setelah mereka lulus dari sekolah kita seiring dengan perkembangan usia dan pola pikir mereka. Segala yang kita lakukan untuk mendidik anak bangsa adalah amal sholeh yang akan dicatat dan mendapat imbalan sesuai kadar keikhlasan kita.

Ajibarang, 13 Jumadil akhir 1439/ 1 Maret 2018

Tidak ada komentar: