RAMADAN ISPIRING
Oleh : Mardiyanto
Hari Sabtu adalah jadwal tetap perkuliahanku di
Pasca Sarjana UAD. Walaupun bulan Ramadan kami berenam guru-guru dari SMK
Muhammadiyah 2 Ajibarang tetap bersemangat berangkat kuliah. Seperti biasa
Jum’at malam kami berangkat dari Ajibarang pukul 22.00 WIB. Dengan menggunakan
Kijang Grand warna merah marun tahun 97 kami meluncur ke Terminal Purwokerto.
Dari Purwokerto kami menggunakan Bus Citra Adi Lancar dengan jadwal
pemberangkatan jam 23.30 menuju Yogyakarta. Perjalanan cukup lancer sehingga
pukul 03.45 kami sudah sampai di Terminal Giwangan Yogyakarta. Kami langsung
menuju warung nasi untuk makan sahur.
Setelah selesai sahur kami langsung menuju
masjid Al Ikhlas yang berlokasi sekitar 50 meter dibelajkang Terminal Giwangan.
Disana kami melaksanakan segala keperluan pribadi walaupun sekedar gosok gigi
dan berwudlu untuk mempersiapkan diri berjamaah sholat Subuh. Kami meletakan
tas-tas didepan shoft agar ketika sholat hati tidak was-was. Sholat Subuh
berlangsung dengan khusyu Imam sholat membacakan ujung Surat “Abasa dan surat
Al Insyirah.
Setelah sholat dan berdzikir tampilah seorang
anak usia kelas 6 SD sebagai MC yang membuka kuliah Subuh dengan bacaan
Basmalah. Kemudian mempersilahkan pembicara menyampaikan kuliah subuh. Melihat
model pengkaderanya cukup mengagumkan, anak seusia itu sudah berani tampil
bahkan sudah lancar dan fasih sebagai MC. Pembicara memulai kuliah Subuh dengan
menyajikan sebuah kisah inspiratif.
Ada dua orang sahabat yang sangat akrab bernama
Al Farisi dan Al Bagdadi. Mereka berasal
dari dua daerah yang berbeda Al Farisi dari Persia sedangkan Al Bagdadi
berasal dari Bagdad yang dikenal dengan negeri 1001 malam. Mereka tinggal dan
menuntut ilmu bersama-sama selama beberapa tahun sehingga persahabatan mereka
sangat akrab bahkan seperti saudara sendiri. Setelah selesai menuntut ilmu
bersama sampailah saat mereka harus berpisah dan kembali ke tempat
masing-masing. Sebelum berpisah mereka bersepakat bahwa akan mengingat
persahabatan mereka sampai kapanpun, sling membantu dan saling mendoakan satu
sama lain.
Setelah berpisah masing-masing sibuk dengan
kehidupanya sendiri. Al Farisi berbisnis di Persia sementara Al Bagdadi
berdagang di Bagdad dan keduanya sama-sama sukses. Sampai pada suatu ketika
kondisi ekonomi mulai berubah sehingga
Al Bagdadi mengalami kegoncangan ekonomi sampai dengan bangkrutlah usahanya.
Dalam kondisi susahnya Al Bagdadi teringat sahabatnya Al Farisi. Akhirnya Al
Bagdadi memutuskan untuk menemui sahabatnya Al Farisi walaupun harus menempuh
perjalanan yang sangat jauh.
Kedatangan Al Bagdadi disambut dengan sangat
baik dipilihkan hotel terbaik untuk menginap dan dihidangkan makanan terbaik.
Sampailah saatnya Al Bagdadi menceritakan keadaanya yang sedang bangkrut. Al
Farisi mendengarkan dengan seksama kemudian berusaha menghibur dan membesarkan
hatinya serta memberikan bantuan untuk modal usaha agar bisa bangkit kembali.
Setelah tinggal cukup lama akhirnya Al Bagdadi pulang dengan membawa modal
bntuan dari sahabatnya Al Farisi.
Betapa persahabatan Al Farisi dan Al Bagdadi
adalah persahabatan yang sangat tulus saling mencintai, saling menghormati
bahkan membantu ketika sahabatnya dalam kesulitan. Al Bagdadi memulai kembali
usahanya dengan modal bantuan sahabatnya. Semakin lama usahanya kembali bahkan
meningkat sangat drastis sehingga Al Bagdadi menjadi pengusaha yang kaya dan
sukses. Sementara kondisi ekonomi Al Farisi sebaliknya kondisinya memburuk
sampai akhirnya Al Farisipun bangkrut.
Dalam kesulitannya Al Farisi teringat
sahabatnya Al Bagdadi maka pergilah dia ke Bagdad menemui sahabatnya. Ketika
sampai depan dirumah sahabatnya Al Bagdadi dia mengetuk pintu sampai sangat
lama. Setelah menunggu sangat lama
bahkan hatinya mulai kesal akhirnya keluarlah pembantunya dan mengatakan AlBagdadi
sedang sibuk dan tidak bisa ditemui.
Dengan perasaan campur aduk pulanglah Al Farisi kembali kenegerinya di Persia.
Ketika ditengah perjalanan tiba-tiba datang seseorang mendekat dan menyerahkan
sebuah bungkusan besar sambil berkata, “ Wahai saudara aku titip barang ini
akan aku ambil dua hari lagi , jika dalam dua hari aku tidak datang maka barang
ini menjadi milikmu.” Lalu orang itupun pergi begitu saja. Dibalik
keterkejutanya Al Farisi mematuhi permintaan orang tersebut ditungguinya
bungkusan titipan itu.
Sampai dua hari, tiga hari bahkan setelah beberapa hari orang yang
menitipkan bungkusa tersebut tidak kembali. Akhirnya Al Farisi memutuskan untuk
membawa bungkusan tersebut menjadi
miliknya sebagaimana pesan yang disampaikan padanya. Sebelum membawanya Al
Farisi ingin mengetahui apa isi bungkusan yang ditipkan padanya. Ketika
bungkusan itu dibuka maka terkejutlah Al Farisi karena ternyata isi bungkusan
tersebut adalah perhiasan yang sangat banyak. Al Farisi sangat bahagia dan
dalam benaknya timbul pemikiran mungkin
inilah cara Allah menolong dirinya yang saat ini sedang dalam kesulitan.
Pulanglah Al Farisi kenegerinya Persia dengan membawa perhiasan yang akan
digunakanya sebagai modal untuk membangkitkan kembali usahanya.
Ditengah perjalanan ada seorang wanita
mendekati dan berkata,” Wahai anak muda tolonglah aku yang kelaparan , sudah
beberapa hari tidak makan.” Melihat kondisi wanita tua yang memelas maka
diambilah beberapa perhiasan diberikan kepadanya. “ Ambilah Bu pakailah untuk
membiayai hidupmu mudah-mudahan cukup.’ Dengan gembira wanita itupun
menerimanya sambil berkata, “ Terimakasih wahai anak muda, engkau sungguh anak
yang baik kamu tunggulah sebentar disini,” Setelah beberapa saat wanita tua itu
kembali dengan seorang wanita muda yang wajahnya ditutup cadar seraya berkata,”
Wahai anak muda jika kau bersedia,
nikahilah wanita ini.” Dada Al Farisi
berdebar kencang maka disingkaplah cadar yang menutup wajah wanita muda itu.
Subhanalloh dari balik cadar itu munculah wajah yang sangat cantic jelita.
Akhirnya menikahlah Al Farisi dengan wanita itu dan dibawa pulang ke negerinya.
Begitulah jika mengharap sesuatu kepada manusia
maka akan kecewa tapi jika berharap kepada Allah maka Allah akan mendatangkan
bantuan dari arah yang tidak kita sangka-sangka.
Setelah selesai Sholat Subuh kami segera
menghubungi Grab untuk melanjutkan perjalanan ke kampus.
Yogyakarta, 2 Juni 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar