Daftar Blog Saya

Sabtu, 02 Juni 2018



RAMADAN ISPIRING
Oleh : Mardiyanto


Hari Sabtu adalah jadwal tetap perkuliahanku di Pasca Sarjana UAD. Walaupun bulan Ramadan kami berenam guru-guru dari SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang tetap bersemangat berangkat kuliah. Seperti biasa Jum’at malam kami berangkat dari Ajibarang pukul 22.00 WIB. Dengan menggunakan Kijang Grand warna merah marun tahun 97 kami meluncur ke Terminal Purwokerto. Dari Purwokerto kami menggunakan Bus Citra Adi Lancar dengan jadwal pemberangkatan jam 23.30 menuju Yogyakarta. Perjalanan cukup lancer sehingga pukul 03.45 kami sudah sampai di Terminal Giwangan Yogyakarta. Kami langsung menuju warung nasi untuk makan sahur.
Setelah selesai sahur kami langsung menuju masjid Al Ikhlas yang berlokasi sekitar 50 meter dibelajkang Terminal Giwangan. Disana kami melaksanakan segala keperluan pribadi walaupun sekedar gosok gigi dan berwudlu untuk mempersiapkan diri berjamaah sholat Subuh. Kami meletakan tas-tas didepan shoft agar ketika sholat hati tidak was-was. Sholat Subuh berlangsung dengan khusyu Imam sholat membacakan ujung Surat “Abasa dan surat Al Insyirah.
Setelah sholat dan berdzikir tampilah seorang anak usia kelas 6 SD sebagai MC yang membuka kuliah Subuh dengan bacaan Basmalah. Kemudian mempersilahkan pembicara menyampaikan kuliah subuh. Melihat model pengkaderanya cukup mengagumkan, anak seusia itu sudah berani tampil bahkan sudah lancar dan fasih sebagai MC. Pembicara memulai kuliah Subuh dengan menyajikan sebuah kisah inspiratif.
Ada dua orang sahabat yang sangat akrab bernama Al Farisi dan Al Bagdadi. Mereka berasal  dari dua daerah yang berbeda Al Farisi dari Persia sedangkan Al Bagdadi berasal dari Bagdad yang dikenal dengan negeri 1001 malam. Mereka tinggal dan menuntut ilmu bersama-sama selama beberapa tahun sehingga persahabatan mereka sangat akrab bahkan seperti saudara sendiri. Setelah selesai menuntut ilmu bersama sampailah saat mereka harus berpisah dan kembali ke tempat masing-masing. Sebelum berpisah mereka bersepakat bahwa akan mengingat persahabatan mereka sampai kapanpun, sling membantu dan saling mendoakan satu sama lain.
Setelah berpisah masing-masing sibuk dengan kehidupanya sendiri. Al Farisi berbisnis di Persia sementara Al Bagdadi berdagang di Bagdad dan keduanya sama-sama sukses. Sampai pada suatu ketika kondisi ekonomi  mulai berubah sehingga Al Bagdadi mengalami kegoncangan ekonomi sampai dengan bangkrutlah usahanya. Dalam kondisi susahnya Al Bagdadi teringat sahabatnya Al Farisi. Akhirnya Al Bagdadi memutuskan untuk menemui sahabatnya Al Farisi walaupun harus menempuh perjalanan yang sangat jauh.
Kedatangan Al Bagdadi disambut dengan sangat baik dipilihkan hotel terbaik untuk menginap dan dihidangkan makanan terbaik. Sampailah saatnya Al Bagdadi menceritakan keadaanya yang sedang bangkrut. Al Farisi mendengarkan dengan seksama kemudian berusaha menghibur dan membesarkan hatinya serta memberikan bantuan untuk modal usaha agar bisa bangkit kembali. Setelah tinggal cukup lama akhirnya Al Bagdadi pulang dengan membawa modal bntuan dari sahabatnya Al Farisi.
Betapa persahabatan Al Farisi dan Al Bagdadi adalah persahabatan yang sangat tulus saling mencintai, saling menghormati bahkan membantu ketika sahabatnya dalam kesulitan. Al Bagdadi memulai kembali usahanya dengan modal bantuan sahabatnya. Semakin lama usahanya kembali bahkan meningkat sangat drastis sehingga Al Bagdadi menjadi pengusaha yang kaya dan sukses. Sementara kondisi ekonomi Al Farisi sebaliknya kondisinya memburuk sampai akhirnya Al Farisipun bangkrut.
Dalam kesulitannya Al Farisi teringat sahabatnya Al Bagdadi maka pergilah dia ke Bagdad menemui sahabatnya. Ketika sampai depan dirumah sahabatnya Al Bagdadi dia mengetuk pintu sampai sangat lama.  Setelah menunggu sangat lama bahkan hatinya mulai kesal akhirnya keluarlah pembantunya dan mengatakan AlBagdadi sedang sibuk dan  tidak bisa ditemui. Dengan perasaan campur aduk pulanglah Al Farisi kembali kenegerinya di Persia. Ketika ditengah perjalanan tiba-tiba datang seseorang mendekat dan menyerahkan sebuah bungkusan besar sambil berkata, “ Wahai saudara aku titip barang ini akan aku ambil dua hari lagi , jika dalam dua hari aku tidak datang maka barang ini menjadi milikmu.” Lalu orang itupun pergi begitu saja. Dibalik keterkejutanya Al Farisi mematuhi permintaan orang tersebut ditungguinya bungkusan titipan itu.
Sampai dua hari, tiga hari  bahkan setelah beberapa hari orang yang menitipkan bungkusa tersebut tidak kembali. Akhirnya Al Farisi memutuskan untuk membawa bungkusan  tersebut menjadi miliknya sebagaimana pesan yang disampaikan padanya. Sebelum membawanya Al Farisi ingin mengetahui apa isi bungkusan yang ditipkan padanya. Ketika bungkusan itu dibuka maka terkejutlah Al Farisi karena ternyata isi bungkusan tersebut adalah perhiasan yang sangat banyak. Al Farisi sangat bahagia dan dalam benaknya timbul pemikiran  mungkin inilah cara Allah menolong dirinya yang saat ini sedang dalam kesulitan. Pulanglah Al Farisi kenegerinya Persia dengan membawa perhiasan yang akan digunakanya sebagai modal untuk membangkitkan kembali usahanya.
Ditengah perjalanan ada seorang wanita mendekati dan berkata,” Wahai anak muda tolonglah aku yang kelaparan , sudah beberapa hari tidak makan.” Melihat kondisi wanita tua yang memelas maka diambilah beberapa perhiasan diberikan kepadanya. “ Ambilah Bu pakailah untuk membiayai hidupmu mudah-mudahan cukup.’ Dengan gembira wanita itupun menerimanya sambil berkata, “ Terimakasih wahai anak muda, engkau sungguh anak yang baik kamu tunggulah sebentar disini,” Setelah beberapa saat wanita tua itu kembali dengan seorang wanita muda yang wajahnya ditutup cadar seraya berkata,” Wahai anak muda jika kau  bersedia, nikahilah wanita ini.”  Dada Al Farisi berdebar kencang maka disingkaplah cadar yang menutup wajah wanita muda itu. Subhanalloh dari balik cadar itu munculah wajah yang sangat cantic jelita. Akhirnya menikahlah Al Farisi dengan wanita itu dan dibawa pulang ke negerinya.
Begitulah jika mengharap sesuatu kepada manusia maka akan kecewa tapi jika berharap kepada Allah maka Allah akan mendatangkan bantuan dari arah yang tidak kita sangka-sangka.
Setelah selesai Sholat Subuh kami segera menghubungi Grab untuk melanjutkan perjalanan ke kampus.


Yogyakarta, 2 Juni 2018

Tidak ada komentar: